Siswa MAN 7 Jakarta Laksanakan Kunjungan Edukatif ke @america

Siswa MAN 7 Jakarta Laksanakan Kunjungan Edukatif ke @america Jakarta, (Humas MAN 7 Jakarta Selatan) Sebanyak 95 siswa dan siswi MAN 7 didampingi oleh 5 guru melaksanakan kunjungan edukatif ke @america, Pusat Kebudayaan Amerika yang terletak di Pacific Place, Jakarta Selatan, pada Rabu, 7/5/2025. Kegiatan ini menjadi bagian dari program penguatan literasi global dan pembelajaran interaktif yang bertujuan mengasah kemampuan berbahasa Inggris sekaligus memperluas wawasan mengenai budaya dan sejarah Amerika Serikat. Kunjungan dimulai dengan sesi pengenalan mengenai @america, yang merupakan Pusat Informasi dan Kebudayaan Amerika Serikat di bawah Kedutaan Besar AS. Para siswa diperkenalkan dengan berbagai fasilitas digital dan interaktif yang tersedia di sana, serta berbagai program edukatif yang terbuka untuk publik. Setelah sesi pengenalan, acara dilanjutkan dengan talkshow menarik yang membahas sejarah migrasi besar-besaran ke Amerika yang di sampaikan oleh Nativ speaker Taisha jones, Para siswa tampak antusias mendengarkan narasi sejarah dan dampaknya terhadap perkembangan masyarakat Amerika modern. Diskusi ini membuka cakrawala berpikir kritis siswa terkait isu-isu global yang terhubung dengan sejarah dan dinamika sosial. Kegiatan ini menjadi sarana langsung bagi siswa untuk berlatih kemampuan listening dan speaking dalam bahasa Inggris. Seluruh talkshow dan diskusi dilakukan dalam bahasa Inggris, memberikan tantangan tersendiri sekaligus pengalaman berharga bagi peserta didik dalam menerapkan kemampuan berbahasa di luar kelas. Acara ditutup dengan penampilan karoke lagu bahasa Inggris dari salah satu siswi MAN 7 Jakarta. Penampilan tersebut mendapat apresiasi meriah dari para peserta dan pengelola @america, menunjukkan bahwa pelajar Indonesia juga mampu tampil percaya diri dalam forum internasional. Lindianawati, guru Bahasa Inggris MAN 7 yang turut mendampingi kunjungan ini, menyampaikan harapannya terhadap kegiatan tersebut. “Saya sangat bangga melihat antusiasme siswa. Ini bukan hanya soal belajar bahasa Inggris, tetapi bagaimana mereka belajar memahami budaya lain dan menjadi warga dunia yang terbuka dan kritis.” ujarnya. (nk)